Menuju Indonesia Maju Berkelas Internasional

Hutan Rimbun

Halo, apa kabar Indonesia?

Akhir-akhir ini pemindahan ibu kota menjadi topik hangat yang dibincangkan oleh orang banyak. Baik orang penting, tokoh masyarakat hingga orang awam. Hal ini seperti sesuatu yang baru bagi masyarakat.
Padahal rencana ini sudah di gagas sejak masa pemerintahan Soekarno.

Tak sedikit dari mereka yang kontra dengan adanya pemindahan ibu kota negara. Mereka beranggapan, dengan adanya pemindahan ibu kota akan menyebabkan pembangunan besar-besaran.

Seperti inilah kira-kira gambaran di kepala masyarakat

Dengan pembangunan yang besar, diperlukan pula lahan yang luas. Sementara target pemindahan yang di bincangkan adalah Kalimantan Tengah, di mana terdapat fauna bekantan yang masih tinggal di alam aslinya. Di sini pemerintah perlu mempertimbangkan, bagaimana agar pembangunan tidak membuat bekantan terganggu.

Meski demikian, tidak sedikit pula orang yang setuju adanya pemindahan ibu kota. Melihat situasi dan kondisi pusat pemerintahan saat ini, Jakarta sudah sedemikian rupa bentuknya. Pemerintah hampir kewalahan mengatasi tingkat urbanisasi yang semakin meningkat. Sementara di lain tempat, seperti Kalimantan  berdasarkan data BPS, penduduknya berjumlah 15.302.100 jiwa. Untuk lahan sebesar 743330 km², tempat ini masih sangat kosong. 

Selain itu dilihat dari berbagai aspek seperti luas lahan,  kepadatan penduduk, letak kota, hingga risiko bencana, Kalimantan Tengah memang sangat tepat dijadikan kandidat.

Jika pemerintahan tetap berpusat sepenuhnya di Jakarta, urbanisasi akan terus meningkat. Jakarta akan menjadi kota yang kumuh. Dengan jumlah penduduk yang banyak, akan sulit menertibkan terkait pembuangan limbah. Sepele memang, tetapi limbah inilah masalah yang seakan tidak ada habisnya. Di bakar salah, di kubur apalagi. Tenaga daur ulang, tak sebanding dengan limbah yang terbuang.

Aku Butuh Oksigen

Berdasarkan survei kondisi lalu lintas  saat jam sibuk, Jakarta menjadi kota terburuk ke-4 dari 390 kota. Terlalu buruk bukan? Kemacetan juga merupakan salah satu masalah yang belum dapat diatasi sekarang.

Saat ini muka air tanah terus saja menurun, sementara air laut juga terus saja menaik. Hal ini menjadi salah satu pemicu seringnya banjir di Jakarta.

Selain itu, bukankah Jakarta saat ini berasal dari Batavia yang di bangun oleh VOC, lalu menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda? Pemerintah ingin Indonesia juga menjadi kota yang modern, berkelas internasional atau dengan istilah simpelnya smart, green, and beautiful city. Mencerminkan identitas Indonesia seutuhnya.

Dengan adanya pemindahan ibu kota negara, secara tidak langsung akan memicu kemajuan negara itu sendiri. Mulai dari kemerataannya pembangunan, membaiknya ekonomi rakyat. Meningkatkan kualitas pendidikan, dan pelayanan kesehatan.

Aku tidak ingin Borneoku menjadi kumuh akibat pemindahan ibu kota. Pabrik-pabrik yang akan berdiri di Kalimantan, harus dapat mengelola sampah-sampahnya untuk keramahan lingkungan.
Tumpukan sampah jangan sampai mengikuti pindah.

Tumpukan sampah

Siapa yang mau ibu kota menjadi gudang sampah?

Hal itu tentu bukan harapan semua orang.

Jangan sampai pindahnya ibu kota ke Borneo, menyebabkan masalah besar. Masalah seperti macet justru malah bertambah di lain tempat. Cukuplah di ibu kota saat ini. Sangat baik, jika masalah macet di Jakarta pun mampu diatasi.

Dengan pindahnya ibu kota negara, diharapkan mampu membuka lapangan pekerjaan. Terutama bagi rakyat daerah. Perlunya petugas kebersihan taman kota dan halaman istana. Dibutuhkannya tenaga kerja pembangunan, dari yang tak berijazah hingga sarjana.

Selain itu dengan berubahnya Kalimantan menjadi pusat pemerintahan, aku yakin akan banyak para wirausahawan mengembangkan usahanya. Membuka lapangan pekerjaan baru, menyejahterakan rakyat lokal.

Terkait hal ini aku berharap pemerintah mampu mengeluarkan peraturan UU, kemana mereka harus memindahkan limbahnya. Karena di samping ekonomi yang membaik, jangan sampai lingkungan tinggal menjadi buruk.

Aku juga Berharap adanya UU terkait pembatasan industri dari luar yang masuk dan membangun di Kalimantan. Karena selain menyebabkan kepadatan penduduk meningkat begitu cepat, juga hal ini dapat meminimalisir peluang anak daerah untuk mengembangkan industrinya.

Biarkan Kalimantan membangun sendiri industrinya.

Jangan sampai 20 tahun mendatang, kita menemukan anak-anak jalanan yang tidur beralaskan kardus, akibat lajunya urbanisasi. Sedangkan lapangan pekerjaan yang tersedia hanya sedikit.

Harapan kedepannya semoga Indonesia menjadi lebih baik lagi, tentram dan damai.

Semboyan Green Beautiful diharapkan tidak sekedar semboyan, semoga terwujud.

Saya mendukung pemerintah dalam rencana ini. Tidak terlepas dari  kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap hutan dan fauna lokalnya.

Aku tidak ingin eksploitasi hutan besar-besaran

Lebih baik jika pemerintah segera meluncurkan UU tentang pembangunan tanpa pembabatan hutan besar-besaran, sekalipun atas dasar pemerintahan. Indonesia masih perlu hutan.

Jangan lagi menambah polusi di Borneo. Ini negara berkembang, pemerintah harus mengembangkan sumber daya manusianya.

Seperti mahasiswa dari salah satu Universitas di Indonesia yang telah membuat cerobong asap filter. Jika pemerintah berkenan memfasilitasi anak bangsa ini mengembangkan karyanya. Lalu di wajibkan setiap pabrik memakai alat tersebut. Selain menghindari polusi untuk calon ibu kota yang baru, hal ini berfungsi untuk mengantisipasi rusaknya ozon. Sebab semakin padat penduduk, efek rumah kaca  semakin merusak ozon. Paling tidak dengan menggunakan alat filter asap, mampu mengurangi dampak kerusakan ozon.

asap pabrik dapat merusak ozon

Semoga Indonesiaku semakin maju, negaranya bersih, terhindar dari bencana. Dan satu hal terpenting, tidak ada pihak yang mengambil keuntungan, seperti korupsi.


#Bappenas
#IbuKotaBaru

Tulisan ini disertakan dalam lomba menulis artikel  PPN/Bappenas

"Harapanmu Untuk Ibu Kota Baru”