Harapan Saat Bintang Jatuh Tengah Malam



Beautiful City
Halo, apa kabar Indonesia?

Saat ini semua orang sedang sibuk membicarakan terkait pemindahan ibu kota negara. Menurut wikipedia,
Ada tiga pendapat utama tentang proposal pemindahan Ibu kota negara
Pertama, memindahkan ibu kota secara resmi, seperti  Brasil memindahkan ibu kotanya dari Rio de Janeiro ke Brasilia

Kedua, memisahkan pusat administratif, dan Jakarta masih ditetapkan sebagai ibu kota resmi, seperti Malaysia memindahkan pusat pemerintahan federal administratifnya ke Putrajaya

Ketiga, Jakarta masih tetap sebagai ibu kota dan pusat administrasi. SebagaimanaTokyo yang tetap menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi Jepang.


Dan Kalimantan menjadi sasaran utama pemerintah, dibanding yang lain. Dengan mempertimbangkan berbagai aspek, seperti banyaknya lahan kosong, jumlah penduduk yang sedikit, lokasi yang strategis, tepat berada di tengah, minim bencana.  Tercatat Kalimantan memiliki riwayat empat kali gempa, dan hanya dalam hitungan detik. Hal ini membuat pemerintah semakin mantap untuk memilih Kalimantan sebagai kandidat  pertama.

Sebenarnya saya termasuk salah satu dari banyak orang yang mengkhawatirkan adanya program pemindahan ibu kota negara ke Kalimantan. Bukan apa-apa, hanya saja sangat disayangkan, lahan yang kosong harus dijadikan incaran pemerintahan.

Sebagai warga Kalimantan, saya khawatir lahan kosong akan berubah menjadi hutan yang kosong. Dengan penuhnya pembangunan, akhirnya terjadi pemanasan global efek rumah kaca.

Hutan kosong, membuat habitat asli bekantan terganggu. Semoga pemerintah akan mengeluarkan kebijakan terkait perlindungan bekantan ini.

Akhir-akhir ini pemindahan ibu kota menjadi topik hangat yang dibincangkan oleh khalayak ramai. Baik orang penting, tokoh masyarakat hingga orang awam. Hal ini seperti  hal yang baru bagi masyarakat.

 Padahal kata pemindahan ibu kota negara bukan lagi hal yang baru, bahkan sudah digagas sejak masa pemerintahan  Bung Karno selaku Presiden pertama RI.

Tak sedikit dari mereka yang tidak setuju dengan adanya pemindahan ibu kota negara. Tentunya dengan alasan mereka sendiri. Kata mereka, dengan adanya pemindahan ibu kota,  akan menyebabkan pembangunan besar-besaran.

Dengan pembangunan yang sedemikian besar, diperlukan pula lahan yang luas. Sementara target pemindahan yang di bincangkan adalah Kalimantan Tengah, dimana terdapat fauna bekantan yang masih tinggal di alam aslinya. Di khawatirkan dengan perluasan lahan dapat menyebabkan habitat bekantan terganggu.

Tapi meski demikian, tidak sedikit pula orang yang setuju dengan adanya pemindahan ibu kota ini, melihat situasi dan kondisi pusat pemerintahan saat ini, Jakarta sudah sedemikian rupa bentuknya, pemerintah hampir kewalahan mengatasi tingkat urbanisasi yang semakin meningkat.

Ibu kota menjadi padat, melebihi kapasitas. Sementara di lain tempat, seperti Kalimantan, berdasarkan data BPS, penduduknya  berjumlah  15.302.100 jiwa. Untuk lahan sebesar 743330 km2(287000 sq mi) tempat ini masih terbilang sangat kosong.

Jika pemerintahan tetap berpusat di Jakarta, penduduk semakin meningkat. Maka di khawatirkan, Jakarta akan menjadi kota yang kumuh. Dengan jumlah warga yang demikian besar, menyebabkan sulitnya penertiban terkait sampah. Sepele memang, tapi sampah inilah masalah yang seakan tidak ada habisnya. Di bakar salah, di kubur apalagi. Tenaga daur ulang, tak sebanding dengan limbah yang terbuang.


Selain itu, pemindahan ibu kota negara ini juga dapat menyebabkan pemerataannya ekonomi. Untuk menjadi Indonesia sentris, karena selama ini Jawa cukup dominan terkait perekonomian di Indonesia.

Berdasarkan survei kondisi lalu lintas  saat jam sibuk, Jakarta menjadi kota terburuk ke-4 dari 390 kota. Terlalu buruk bukan?

Saat ini muka air tanah terus saja menurun, sementara air laut juga terus saja menaik. Hal ini menjadi salah satu pemicu kerapnya banjir di Jakarta.

 Sementara kualitas air sungai di Jakarta yang tercemar cukup berat dengan persentase 96%, mampu menyebabkan bencana signifikan akibat dari sanitasi  masyarakat yang buruk.

Selain itu, bukankah Jakarta saat ini berasal dari Batavia yang di bangun oleh VOC, lalu menjadi pusat pemerintahan kolonial Belanda? Pemerintah ingin Indonesia juga menjadi kota yang modern, berkelas internasional atau dengan istilah simpelnya smart, green, and beautiful city. Mencerminkan identitas Indonesia seutuhnya. Maka saya mendukung pemerintah dalam rencana ini, dengan tidak terlepas dari  kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap hutan dan fauna lokalnya.

Harapan saya pemerintah akan meluncurkan UU tentang pembangunan tanpa penggundulan hutan, Indonesia masih perlu hutan.

Dengan adanya pemindahan ibu kota negara, secara tidak langsung hal ini akan memicu kemajuan negara itu sendiri, di mulai dari kemerataannya pembangunan.

Dengan pindahnya ibu kota negara dari Jakarta menuju Kalimantan, jangan sampai tumpukan sampah juga pindah, tapi justru mengurangi tumpukan sampah.  Siapa yang mau ibu kota jadi gudang sampah? Tentu tidak ada.

Aku tidak ingin borneku menjadi kumuh akibat pemindahan ibu kota. Aku ingin pabrik-pabrik yang akan berdiri di Kalimantan ini, dapat mengelola sampah-sampahnya agar fauna langka di Kalimantan tidak semakin punah.


Aku juga berharap dengan pemindahan ibu kota, akan banyak masalah yang terselesaikan, seperti halnya macet dan kepadatan penduduk nya. Saya tidak ingin, pindahnya ibu kota ke Borneo, menyebabkan masalah besar, seperti macet justru malah bertambah di lain tempat. Cukup lah di Ibu kota saat ini, dan lebih baik, kalau masalah macet di Jakarta pun mampu diatasi.

Dan, semoga saja di Borneoku, 10 hingga 20 tahun mendatang, tak akan pernah aku temui anak-anak jalanan yang tidur beralaskan kardus.


Semoga dengan pemindahan ibu kota negara, meluasnya lapangan pekerjaan, terutama bagi rakyat daerah. Saya yakin, pemindahan ibu kota memerlukan banyak tenaga kerja untuk pembangunan. Dari kuli bangunan hingga anak-anak sarjana daerah. Mereka akan bekerja pada bidang nya. Dari yang tak berijazah sekalipun saya harap mendapat keuntungan terkait pemindahan ibukota ini.

Saya juga yakin, dengan pemindahan ibu kota, terutama rakyat sekitar akan merasakan dampak positifnya. Paling tidak ekonomi mereka akan meningkat, dengan diperlukannya petugas kebersihan taman kota dan halaman istana. Semoga pemerintah dapat memanfaatkan situasi ini sebagai salah satu usaha untuk memajukan ekonomi pada jangka awal. Lalu akan membuka lapangan pekerjaan lainnya pada lain kesempatan.

Selain itu dengan berubahnya Kalimantan menjadi pusat pemerintahan, saya sangat yakin akan banyak para wirausahawan mengembangkan usahanya.  Membuka lapangan pekerjaan baru, menyejahterakan rakyat lokal.

Terkait hal ini saya harap pemerintah mampu mengeluarkan peraturan UU, kemana mereka harus memindahkan limbah nya. Karena di samping ekonomi yang membaik, jangan sampai lingkungan tinggal menjadi buruk.

Saya juga Berharap adanya UU terkait pembatasan industri dari luar yang masuk dan membangun di kalimantan. Karena selain menyebabkan kepadatan penduduk meningkat begitu cepat, juga  hal ini dapat meminimalisir peluang anak daerah untuk mengembangkan industrinya. Biarkan Kalimantan membangun sendiri industrinya.

Mencontoh malaysia yang pernah berhasil mengembangkan pertumbuhan ekonomi di malaysia dengan signifikan ini dapat di contoh di Indonesia. Tapi melihat perihal negara China yang pernah gagal memindahkan ibukotanya, China mengalami kerugian yang besar.  Semoga hal itu tidak terjadi.


Dan saya juga berharap semoga saja  semboyan Green Beautiful tidak sekedar semboyan simbolis, semoga terwujud,  sebab melihat dari semboyan ini, besar  sekali harapan saya terkait hutan di Kalimantan ini.

Semoga kedepannya Kalimantan menjadi lebih baik lagi, tentram dan damai.
Menjadi Suatu kebanggaan untuk masyarakat kalimantan .

Harapannya, jangan lagi menambah polusi di Borneo. Ini negara berkembang, saya ingin pemerintah mengembangkan sumber daya  manusianya. Universitas atau sekolah yang bisa membuat teknologi tepat guna di pakai, jangan lagi membeli ke luar negeri kalau ada  di dalam negeri. Seperti mahasiswa salah satu Universitas ternama yang bisa membuat cerobong asap filter. Jika pemerintah berkenan, memfasilitasi anak bangsa ini dalam mengembangkan karyanya, lalu di wajibkan setiap pabrik memakai alat tersebut. Selain menghindari polusi untuk calon Ibu kota yang baru, hal ini berfungsi untuk mengantisipasi rusaknya ozon. Sebab semakin padat penduduk, efek rumah kaca  semakin merusak ozon. Paling tidak dengan menggunakan alat filter asap, mampu mengurangi dampak kerusakan ozon.

Semoga Indonesiaku semakin maju, negaranya bersih, terhindar dari bencana. Dan satu hal terpenting, terselesaikannya masalah penggelapan uang.







Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Prakarya dan Kewirausahaan Tas dari Bungkus Kopi

Titip Rindu Untuk Nenek

Posisi Tidur yang Aman Untuk Masa Depanmu, Cek Yuk!