Aku dan Polemik di Negaraku


Aku selalu tersenyum, entah sebab apa pun itu. Keindahan alam adalah alibi terbesarku untuk tetap berbahagia.


Bagiku tidak ada alasan bagi siapapun untuk merutuki diri sendiri.

Entah itu si buta, si tuli, si bisu maupun si lumpuh. 



Bagi si buta, bersyukur kalian tidak melihat gunung yang sempat hijau lalu menguning keemasan hingga coklat. Itu sakit. Melihat perubahan dalam skala ringkas. Miris.



Si tuli yang tak perlu mendengar huru-hara di negri ini, keributan demi keributan yang sebenarnya di ciptakan oleh kaumnya sendiri. Hukum alam di negri ini, yang jaya adalah kuasa. Ketika ada sebuah peristiwa lalu di tutupi oleh peristiwa lainya. Itu menyulitkanku saja untuk terus berfikir.



Ataupun si bisu yang tak perlu bersusah payah berdebat dengan oknum picik yang hanya akan menguras otakmu. Kau tak akan menang, sebab kau membiasakan kebenaran. Mereka membenarkan kebiasaan. Berbeda bukan? Ya, itulah negara ini. 

Jika kau menemukan orang dengan tingkat bicara sedikit tinggi, dan egois. Itu artinya kau sedang di Indonesia. 




Sementara si lumpuh, kau tak perlu berlagak tegar. Berdiri di garda terdepan demi kebenaran. Namun faktanya keberadaanmu hanya bayangan. 

Seperti siluet yang hanya menjadi objek sebagai fokus latar belakang. Begitulah kamu, hadirmu hanya akan menjadi alat untuk mereka menonjolkan diri. Ah, aku tak mampu menerka maksud mereka. Tapi aku yakin kalian bisa.




Sama halnya dengan alam yang bisu ini. Bodohnya dia. Dia diam saja saat para perompak melibas habis isinya. Secara bebas di kutip oleh masing-masing perorangan dan swasta. Coba buka matamu. Melek Indonesiaku. Di sebelah kirimu, banyak manusia yang berjalan tersungkur, bahkan merangkak. Tertatih di antara lumpur. Buka matamu, di sebelah kananmu, para mahluk hidup bergelimpangan harta dengan hasil merompak kaum lemah. Aku tak bisa memastikan seberapa kaya mereka, kalian bisa pastikan sendiri.





Dan aku, aku bersyukur dapat melihat
 Sehingga aku mampu mengevaluasi dari detik ke detik berikutnya tentang alamku ini.
Alam yang semula menjadi sahabatku. Yang semula kuberi kepercayaan penuh menjaga rahasiaku. Menadah buliran kristal dari mataku. Kini iapun lemah. 



Bersyukur aku dapat mendengar, bagaimana para penganut politik di negriku ini bermain kata. Waktu ke waktu kata tak pernah sama. Berubah-ubah sesuai suasana. Permainan membosankan.




Aku juga tak menyesali kepandaianku dalam berbicara. Kesempatan membantah dan beradu argumen bukan hal yang pantas di sesali. Sekalipun aku sering kali kalah dalam menyampaikan aspirasi. Kalah picik misalnya, atau kalah pendukung. Aku tetap bangga.




Kaki yang utuh ini, sayangnya tak pernah aku gunakan untuk berdiri di garda terdepan. Aku hanya berdiri di barisan tak terlihat, melalui doa dan tulisanku sertakan sejuta harapan.

Untukmu Indonesiaku, aku ingin kau baik-baik saja.

Sini, katakan padaku. Hal apa yang mengganggu pikiranmu. Hingga kau tak tentram menjalani kehidupan.

Tak lena dalam lelap, bahkan tak bergairah lagi untuk tersenyum.

Untukmu Indonesia, senyum-senyum yang tercipta oleh mereka. Kau adalah satu yang paling aku banggakan.
.
.
Maaf.

Surender? BIG NO!
I AM STRONG

Komentar

  1. Tulisannya menenangkan. Thanks sudah buat tulisan ini. God bless you, sist😇 but ada typo tuh hihi

    BalasHapus
  2. Tulisannya menenangkan. Thanks sudah buat tulisan ini. God bless you, sist😇 but ada typo tuh hihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah, thanks sist.

      Akan segera di koreksi kembali

      Hapus
  3. ngena banget kak tulisannya, jadi ikut tersentuh pas baca

    BalasHapus
  4. kumpulan dari berbagai perasaan ya kak, ada yang harus diselamati, ada juga yang menjadi refleksi

    BalasHapus
  5. Wahh, jadi favorit nih kalimat "Kau adalah satu yang paling aku banggakan.
    ."

    BalasHapus
  6. Kok baca ini sampe ngena di hati ya.

    BalasHapus
  7. aku hanya bisa berdoa semoga Indonesia tetap bisa maju tanpa adanya kekerasan lagi.. sekarang ayoo anak muda bangkit demi Indonesia lebih baik

    BalasHapus
  8. NKRI harga mati, semoga Indonesia selalu maju.

    BalasHapus
  9. Baca tulisan ini rasanya mewakili hati dan ngenak di hati banget ya..
    Keren banget kak tulisannya, aku sukaa...

    Salam cinta untuk Indonesiaku

    BalasHapus

Posting Komentar

Komentar lah selayaknya kamu ingin di komentari ya. Jngan toxic, aku baperan. Tinggalkan jejak

Postingan populer dari blog ini

Makalah Prakarya dan Kewirausahaan Tas dari Bungkus Kopi

Titip Rindu Untuk Nenek

Posisi Tidur yang Aman Untuk Masa Depanmu, Cek Yuk!